Senin, 15 Juli 2013

Gunung Penanggungan
















Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung yang terletak di perbatasan Mojokerto - Pasuruan. Panorama gunung yang indah, dengan lereng-lereng yang nampak hijau serta diselimuti kabut merupakan pemandangan yang akan kita saksikan jika kita melintasi jalan Surabaya-Malang. Kawasan hutan Gunung Penanggungan berada dalam daerah perlindungan KPH Pasuruan.
Puncak Gunung Penanggungan terdiri atas batuan padas dan jarang ada tumbuh-tumbuhan. Bila kita berada di puncak pada malam hari, kita bisa menyaksikan lampu-lampu di bawah, daerah sekitar gunung ini.
Pada malam hari, suhu udara berkisar 10 - 15 °C, sedangkan pada siang hari sekitar 15 - 25 °C. Untuk perlindungan, para pendaki disarankan berlidung di Goa Botol yang mampu menampung sekitar 15 orang. Letaknya sekitar 500 meter dari puncak, menurun ke arah barat. Pintu gua ada 2, satu lubang dari atas dapat tembus sinar matahari. Ruangan gua berbentuk L. Pintu menghadap utara dan selatan, dan lebar gua sekitar 2 meter.

Dari kaki sampai lereng bawah Gunung Penanggungan berupa hutan lindung dengan jenis tanaman rimba seperti jempurit, kluwak, ingas, kemiri, dawung, bendo, wilingo dan jabon. Di bawah pohon-pohon raksasa ini tumbuh tanaman empon-empon seperti kunir, laos, jahe, dan bunga-bungan kecil. Lebatnya pepohonan menyebabkan udara di sini terasa lembab, sinar matahari tidak sepenuhnya mencapai tanah. Sampai di lereng atas ditumbuhi caliandra, yang bercampur dengan jenis Resap, Pundung dan Sono. Caliandra merah tampak mendominasi, tumbuh lebat hampir menutupi permukaan tanah, walaupun pertumbuhannya kerdil di tengah hamparan rumput gebutan. Demikian juga keadaan di puncak, hanya akar gebutan yang mampu tumbuh menerobos kerasnya batuan padas Gunung Penanggungan.
Untuk mencapai Gunung Penanggungan terdapat 4 jalur yaitu Trawas, Jolotundo, Ngoro, dan Pandaan. Bagi pendaki yang memilih start dari Jolotundo dan Ngoro, di sepanjang jalan akan menemui banyak candi-candi peninggalan sejarah.

Trawas
Untuk mencapai Trawas, dari Surabaya atau dari Malang naik bus menuju Pandaan, naik lagi (minibus) menuju Trawas. Dari Desa Trawas, Mojokerto, kita menuj Desa Rondokuning. Dari Rondokuning melewati jalan setapak hutan alam menuju Puncak Penanggungan diperlukan waktu sekitar 3 jam. Sepanjang jalan pendaki akan melihat pemandangan dari celah-celah lebatnya pohon caliandra, puncak Gunung Bekel yang merupakan anak Gunung Penanggungan. Rumah-rumah penduduk, pabrik-pabrik, sawah-sawah terlihat di bawah. Tetapi kabut tebal sering menutupi pemandagan di sekitar tempat ini.
Perjalanan terus menanjak dengan kemiringan mencapai 40°. Setelah melewati hutan caliandra, berarti perjalanan sudah mencapai punggung Gunung Penanggungan. Pohon-pohon di sini sudah jarang. Para pendaki dapat leluasa memandang keindahan alam sekelilingya karena tidak terhalang lebatnya pepohonan.
Bila kabut tidak turun, puncak Gunung Welirang terlihat jelas dan Sungai Brantas juga terlihat.

Jolotundo
Untuk mencapai Jolotundo dari Trawas kita teruskan dengan minibus. Desa Jolotundo merupakan salah satu desa yang berada dekat dengan puncak Gunung Penanggungan. Perjalanan tidak melewati pedesaan, tetapi langsung masuk ke dalam hutan alam. Kemiringan medannya mencapai 40 derajat, melewati jalan setapak, yang di kanan-kirinya banyak pohon besar.
Setelah hutan alam terlewati, berganti dengan hutan caliandra yang amat lebat dengan jalan menanjak. Berjalan sekitar 30 menit, pendaki akan melewati Batu Talang, sebuah batu yang panjangnya sekitar 7 Km tanpa putus, bersumber dari leher Gunung Penanggungan yang memanjang seperti talang air menerobos hutan sampai Desa Jolotundo dan Desa Balekambang.
Dari Batu Talang terus memasuki hutan caliandra. Sekitar 300 meter sampailah di Candi Putri, sebuah candi peninggalan Airlangga yang berukuran 7×7×4 meter dan keadaannya sudah tidak utuh.
Dari Candi Putri sekitar 200 meter samapi di Candi Pure yang berukuran 7×6×2 terbuat dari batu andesit. Dari Candi Pure sekitar 150 meter terdapat Candi Gentong. Di sini terdapat meja. Candi Gentong dan meja sebenarnya bukan candi, hanya masyarakat setempat menyebutnya sebagai candi. Candi Gentong merupakan peninggalan sejarah yang terbuat dari batu kali.
Setelah melewati Candi Gentong, perjalanan dilanjutkan menyusur ke atas. Kuran lebih 50 meter sampai Candi Shinto, kemudian melewati hutan sejauh 300 meter akan kita temui berturut-turut Candi Carik dan Candi Lurah. Dan sampailah kita di puncak.

Ngoro
Untuk mencapai Ngoro bisa dari arah Pandaan atau dari arah Mojokerto. Dari Pandaan atau Mojokerto naik minibus jurusan Ngoro. Desa Ngoro lebih mudah dicapai lewat Mojokerto karena terletak di tikungan jalan jurusan antara Japanan, Mojosari, Kabupaten Mojokerto, persisnya di kaki Gunung Penanggungan sebelah utara. Dari Desa Ngoro kita menuju Desa Jedong dengan angkutan pedesaan lalu perjalanan diteruskan menuju Dusun Genting, yang sebagian besar penduduknya suku Madura.
Dari Dusun Genting, pendaki naik ke atas memasuki hutan lindung lewat jalan setapak menyusur ke atas. Kemudian menurun melewati Candi Wayang dan sekitar 2 Km menuju puncak dengan medan yang sangat miring antara 70-80 derajat. Jalur lewat Desa Ngoro ini lebih sulit dibandingkan dengan jalur Jolotundo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar