Sabtu, 27 Agustus 2011

Kemuliaan Ilmu atas Harta

Kemuliaan Ilmu atas Harta

Ilmu adalah warisan para Nabi, sedang harta adalah warisan para raja dan orang kaya.

Ilmu itu menjaga yang empunya, sedang pemilik harta menjaga hartanya.

Ilmu adalah penguasa atas harta, sedang harta tidak berkuasa atas ilmu.

Harta bisa habis dengan sebab dibelanjakan, sedang ilmu justru bertambah dengan diajarkan.

Pemilik harta jika telah meninggal dunia, ia berpisah dengan dengan hartanya, sedang ilmu mengiringinya masuk ke dalam kubur bersama para pemiliknya.

Harta bisa didapatkan oleh siapa saja baik orang beriman, kafir, orang shalih dan orang jahat, sedang ilmu yang bermanfaat hanya didapatkan oleh orang yang beriman saja.

Sesungguhnya jiwa menjadi lebih mulia dan bersih dengan mendapatkan ilmu, itulah kesempurnaan dirinya dan kemuliaannya. Sedang harta, ia tidak membersihkan dirinya, tidak pula menambahkan sifat kesempurnaan dirinya, malah jiwanya menjadi berkurang dan kikir dengan mengumpulkan harta dan menginginkannya. Jadi keinginannya kepada ilmu adalah inti kesempurnaannya dan keinginannya kepada harta adalah ketidaksempurnaannya dirinya.

Sesungguhnya mencintai ilmu dan mencarinya adalah akar semua ketaatan, sedangkan mencintai harta dan dunia adalah akar semua kesalahan.

Sesungguhnya orang berilmu mengajak manusia kepada Allah U dengan ilmunya dan akhlaknya, sedang orang kaya itu mengajak manusia ke neraka dengan harta dan sikapnya.

Sesungguhnya yang dihasilkan dengan kekayaan harta adalah kelezatan binatang. Jika pemiliknya mencari kelezatan dengan mengumpulkannya, itulah kelezatan ilusi. Jika pemiliknya mengumpulkan dengan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya syahwatnya, itulah kelezatan binatang. Sedang kelezatan ilmu, ia adalah kelezatan akal plus ruhani yang mirip dengan kelezatan para malaikat dan kegembiraan mereka. Antara kedua kelezatan tersebut (kelezatan harta dan ilmu) terdapat perbedaan yang mencolok.

Faktor Pembantu Dalam Menuntut Ilmu

Faktor pembantu dalam keberhasilan menuntut ilmu sangat banyak sekali, diantaranya:

Taqwa

Do’a

konsistensi dan kontinyuitas dalam menuntut ilmu

Menghafal

Mulazamah ulama

Cara Tahshiel Ilmu

Ada dua cara mendapatkan ilmu:

dengan menelaah dan mangambilo ilmu dari kitab-kitab yang terpercaya yang telah ditulis para ulama yang sudah dikenal aqidah dan amanahnya

Dengan menerima langsung dari guru yang terpercaya kelilmuan dan kesholehannya. Cara inilah yang paling cepat dan gampang dalam mengambil ilmu agama.

Demikianlah ringkasan makalah ini, mudah-mudahan bermanfaat.