Selasa, 16 November 2010

Tipe Wanita Jawa Ideal Menurut Kamasutra Jawa!

Masyarakat Jawa Kuno telah mengenal dua macam tipe wanita yang pantas
dinikahi:

1. Tipe Padmanagara

Tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. lambe iwir manggis karengat (bibir bagaikan buah manggis terbuka)
b. liringe sor madu juruh (kerling matanya mengalahkan manisnya juruh madu)
c. sor tang nyuh danta santene (payudaranya mengalahkan kelapa gading)
d. wangkong iwir limas angene (pantat bagai limas yang baik)
e. wentis iwir pudak angrawit (betis bagai bunga pudak yang mempesona)
f. dalamakan gamparan gading (telapak kaki seperti gamparan gading)
g. adege padmanagara (tubuhnya seperti padmanagara)
h. lumampah giwang lan gangsa (lenggangnya beralun senada gamelan,
seperti seekor angsa)
i. panepi iwir patrem konus (pinggang bagai patrem terhunus)
j. pupu iwir pol ginempotan (paha bagai daun palma yang diserut halus).

2. Tipe Nariswari

Tipe ini memiliki ciri-ciri: murub rahasyanipun (menyala rahasianya).
Ciri-ciri lainnya berkaitan dengan tingkat spiritualitas dan inner
beauty wanita.
Ken Dedes merupakan contoh tipe ini.

Adapun tipe wanita jawa ideal adalah sebagai berikut:

1. Kusuma Wicitra
Ibaratnya bunga mekar yang sangat mempesona, yang siap untuk dipetik.
Wanita yang ideal sebaiknya mempersiapkan dirinya dengan ilmu
pengetahuan dan agama, mengharumkan dirinya dengan perbuatan baik,
menjaga kehormatan dan kesucian dirinya.

2. Padma Sari
Ibaratnya bunga teratai yang sedang mekar di kolam. Bunga teratai
dalam budaya Jawa merupakan simbul kemesraan, sehingga yang
dimaksudkan dengan wanita ideal dalam konsep ini adalah wanita cantik
yang penuh kasih mesra hanya bila bersama dengan suaminya.

3. Sri Pagulingan
Ibaratnya cahaya yang sangat indah di peraduan/singgasana raja. Wanita
yang ideal sebaiknya tidak hanya cantik jasmaninya, namun juga dapat
mempersembahkan dan menunjukkan kecantikannya hanya kepada suaminya
ketika berolah asmara di peraduan.

4. Sri Tumurun
Ibaratnya bidadari nirwana yang turun ke dunia. Wanita yang ideal
sebaiknya cantik raga dan jiwanya. Ini dibuktikan dengan kesediannya
untuk "turun", berinteraksi dengan rakyat jelata, kaum yang
terpinggirkan untuk menebarkan cahaya cinta dan berbagi kasih.

5. Sesotya Sinangling
Ibaratnya intan yang amat indah, berkilauan. Wanita yang ideal
sebaiknya selalu dapat menjadi perhiasan hanya bagi suaminya, sehingga
dapat memperindah dan mencerahkan hidup dan masa depan suaminya, juga
keluarganya.

6. Traju Mas
Ibaratnya alat untuk menimbang emas. Ini merupakan simbol wanita setia
yang selalu dapat memberikan saran, pertimbangan, nasihat, demi
terciptanya keluarga yang sakinah.

7. Gedhong Kencana
Ibaratnya gedung atau rumah yang terbuat dari emas, dan berhiaskan
emas. Ini merupakan simbul wanita yang berhati teduh dan berjiwa teguh
sehingga dapat memberikan kehangatan dan kedamaian bagi suami dan
keluarganya.

8. Sawur Sari
Ibaratnya bunga yang harum semerbak. Wanita yang ideal sebaiknya
dikenal karena kebaikan hatinya, keluhuran budi pekertinya, kehalusan
perasaannya, keluasan ilmunya, kemuliaan akhlaknya. Kecantikan fisik
dan kekayaan harta yang dimiliki wanita hanya sebagai pelengkap, bukan
syarat mutlak seorang wanita ideal.

9. Pandhan Kanginan
Ibaratnya pandhan wangi yang tertiup angin. Ini merupakan simbul
wanita yang amat menggairahkan, menawan, dan memikat hati. Dapat
dilukiskan sebagai: tinggi semampai, berparas cantik, berkulit kuning
langsat, berbibir merah alami, berpayudara montok, murah senyum, tidak
terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, dapat memberikan keturunan.

Dalam Serat Yadnyasusila dijelaskan tentang tiga hal yang harus
dimiliki oleh seorang wanita agar dapat menjadi wanita idaman:

1.Merak ati atau mrak ati
Berarti: membina kemanisan dengan mempercantik dan merawat diri (ngadiwarni),
memperindah busana (ngadi busana), berwajah ceria (ngadiwadana),
murah senyum (sumeh), santun dalam bertutur kata (ngadi wicara),
dan sopan serta luwes dalam berperilaku (ngadi solah bawa).

2.Gemati
Berarti siap untuk merawat, mengasuh, mendidik putra-putrinya,
mengatur rumah tangga, melayani suami dengan penuh keikhlasan.

3.Luluh
Berarti mampu selalu menyenangkan hati suaminya, selalu menyediakan
waktu setiap hari untuk suami dan anak-anaknya, sabar dan gembira saat
mengasuh anak-anaknya, dan selalu berusaha menciptakan keseimbangan
dan keharmonisan dalam keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar